Konseling (counseling)
biasanya kita kenal dengan istilah penyuluhan, yang secara awam
dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi, atau nasihat kepada
pihak lain. Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan
kepada individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan
dengan konsep yang dikembangakn dalam lingkup profesinya.
Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan
dengan konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan
bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika dilihat
dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan psikologi konseling (counseling psychology).
Dalam buku Psikologi Konseling oleh Latipun pada tahun 2006, kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium,
artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara
bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”people coming together to again an understanding of problem that beset them were evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession.
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan
bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan
untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi
pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga
terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam
bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan
rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah
proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain
dalam mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan
masalah.
Meskipun bukan bermaksud merangkum berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh banyak ahli, Stefflre dan Grant menyusun pengertian
yang cukup lengkap mengenai konseling ini. Menurut Stefflre dan Grant,
terdapat empat hal yang mereka tekankan, yaitu:
1. Konseling Sebagai Proses
Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat.
Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan
masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan.
Permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat
dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan.
2. Koseling Sebagai Hubungan Spesifik
Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam
konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda
dengan hubungan sosial
lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu
adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat,
dan empati.
3. Konseling adalah Membantu Klien
Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap
memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi
permasalahan mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan
pekerjaan klien pada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.
4. Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup
Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri,
proses belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman
yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya membuat ”know about” tetapi juga ”how to”
sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir konseling pada
dasarnya adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh Maslow (1968)
disebut aktualisasi diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar