Selasa, 13 November 2012

Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung


JOB DESCRIPTION

NO
NAMA
DESCRIPTION
1.
Amelia Sewaka
*      Marimin. 1992. Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta: Elex Media Komputindo
*      Naisaban, L. (2003). Psikologi Jung : Tipe Kepribadian Manusia Dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (Tipe Kebijaksanaan Jung). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

2.
Chitra Hardianti Rulliani
*      Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligent (Teknik dan aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
*      Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung Dan Myers-Briggs Types Indicator. Bandung: Universitas Komputer Indonesia

3.
Destri Chaerani
*      Staugaard, Andrew C. 1987. Robotics; Artificial Intelligent. Prentice-Hall.
*      Dhani, safia. 2009. Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan: Universitas Sumatra Utara

4.
Mariya Kibtiyah
*      Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali
*      Theodora, L.C. 2011. Sistem pakar untuk mendiagnosa kecenderungan perilaku abnormal. Yogyakarta:  Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom)

5.
Sofie Maulida
*      Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Grafindo Persada

6.
Tiara Handa Saputri
*      Budiman, irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net. Bekasi: Universitas Gunadarma.
*      Bernard, W., Leopold, J. (2002) Tes Analisa IQ Dan Kepribadian Manusia. Bandung : Pionir Jaya._ _Suparman. (1996). Mengenal Artificial Intellegence. Yogyakarta : Andi Offset.


SISTEM PAKAR

A.    Sejarah Sistem Pakar
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha kearah ini adalah General Purpose Problem Solver atau GPS yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herber Alexander Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

B.     Pengertian Sistem Pakar
Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Menurut Martin dan Oxman (dalam Kusumadewi, 2003) Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.
Menurut Ignizio (dalam Kusumadewi, 2003) Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan oleh system berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan adanya komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah.

C.    Konsep dasar sistem pakar
Sistem pakar terdiri dari beberapa konsep yang harus dimilikinya. Konsep dasar dari suatu sistem pakar sebagai berikut:
1.      Keahlian
Adalah suatu pengetahuan khusus yang diperoleh dari latihan, belajar dan pengetahuan. Pengetahuan dapat berupa fakta, teori, aturan, strategi global untuk memecahkan masalah.
2.      Ahli (expert)
Melibatkan kegiatan mengenali dan memformulasikan permasalahan, memecahkan masalah secara cepat dan tepat, menerangkan pemecahannya, belajar dari pengalaman, merestrukturisasi pengetahuan, memecahkan aturan serta menentukan relevansi.
3.      Mentransfer keahlian (transfering expertise)
Adalah proses pentransferan keahlian dari seorang pakar kedalam komputer agar dapat digunakan oleh orang lain yang bukan pakar. Pengetahuan tersebut ditempatkan ke dalam sebuah komponen yang dinamakan basis pengetahuan.
4.      Menyimpulkan aturan (inferencing rule)
Merupakan kemampuan komputer yang telah diprogram. Penyimpulan ini dilakukan oleh mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang penyelesaian masalah.
5.      Peraturan (rule)
Diperlukan karena mayoritas dari sistem pakar bersifat rule - based sistems, yang berarti pengetahuan disimpan dalam bentuk peraturan.
6.      Kemampuan menjelaskan (explanation capability)
Adalah karakteristik dari sistem pakar yang memiliki kemampuan menjelaskan atau memberi saran mengapa tindakan tertentu dianjurkan atau tidak dianjurkan.

D.    Ciri-Ciri Sistem Pakar
Adapun ciri-ciri sistem pakar adalah :
1.      Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya.
2.      Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
3.      Terbatas pada bidamng spesifik
4.      Output tergantung dialog dengan pengguna (user)
5.      Knowledge base dan inferensi terpisah

E.     Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.      Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya
2.      Modul Konsultasi (Consultation Mode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3.      Modul Penjelasan (Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

F.     Komponen-Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari tiga komponen pendukung, yaitu :
1.       Pangkalan Pengetahuan (Knowledge Base)
 Berisi fakta-fakta, ide, interaksi suatu domain tertentu,
2.      Motor Inferensi (Inference Engine)
 Bertugas menganalisa pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan pangkalan pengetahuan
3.      Antar muka Pemakai (User Interface)
 Berfungsi sebagai media yang melakukan komunikasi dengan pemakai

G.    Bidang-Bidang Pengembangan Sistem Pakar
Bahasa pemrograman juga turut menentukan pengembangan sistem pakar. Pada tahun 1970-an dimana sistem operasi masih berbasis teks, pengembangan sistem pakar hanya memanfatkan bahasa pemrograman seperti prolog, LISP, Shell sehingga pengembangan sistem pakar pada waktu itu menjadi sangat sulit. Pada tahun 1956 istilah AI mulai dipopulerkan oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah dibidang komputer. AI memiliki potensi dalam memecahkan masalah, tetapi unggulan utama ada dalam bentuk pengetahuan dari pakar manusia secara heuristik dalam sistem pakar. Heuristik dalam sistem pakar tidak menjamin hasil semutlak sistem kecerdasan buatan lainnya, tetapi menawarkan hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti seorang pakar manusia.
Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah :
1.      Pakar (domain expert) : Seorang ahli yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem.
2.      Pembangunan pengetahuan (knowledge engineer) : Seseorang yang menerjemahkan pengetahuan seorang pakar dalam bentuk deklaratif sehingga dapat digunakan oleh sistem pakar.
3.      Pengguna (user) : Seorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediahkan oleh pakar.
4.      Pembangun sistem (system engineer) : Seseorang yang membuat antar muka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi.


TEORI KEPRIBADIAN JUNG
                              
A.    Struktur Kepribadian Jung

Jung (1921, 1959, 1971, 1990) mengacu pada kepribadian total sebagai pikiran atau jiwa. Jiwa dipandang sebagai jaringan kompleks sistem berinteraksi satu sama lain. Energi psikis mengalir terus-menerus dari satu sistem ke sistem lain, dalam konstan berjuang harmoni. Tiga system saling bergantung utama jiwa yang dibedakan, yaitu sadar, ketidaksadaran pribadi dan kolektif sadar. Kepribadian manusia atau jiwa dibagi menjadi tiga sistem.
1.      Sadar
Menurut Jung (1971, 1990), sistem pertama dari kepribadian manusia atau jiwa adalah menyadari pribadi yang ego dan persona merupakan bagiannya. Ego adalah pusat kesadaran, tetapi bukan inti dari kepribadian. Ego adalah apa yang manusia lihat ketika mereka menggunakan kata "aku", dan persona adalah topeng atau peran bahwa orang mengadopsi di dunia luar, yang mendikte masyarakat. Ego tidak seluruh kepribadian, tetapi harus diselesaikan oleh diri lebih komprehensif, yang merupakan pusat kepribadian yang sebagian besar tidak sadar. Dalam sehat secara psikologis orang, ego mengambil posisi sekunder untuk diri sadar (Jung, 1921, 1959). Dengan demikian, kesadaran memainkan peran yang relatif kecil dalam psikologi analitis, dan penekanan yang berlebihan pada perluasan jiwa sadar seseorang dapat menyebabkan psikologis ketidakseimbangan.
2.      Personal sadar
Sistem kedua jiwa disebut ketidaksadaran pribadi. Sistem ini adalah unik untuk individu karena dibentuk oleh pengalaman individu. Itu ketidaksadaran pribadi mencakup semua ditekan, dilupakan, atau dianggap subliminally pengalaman dari satu individu tertentu. Isi dari ketidaksadaran pribadi disebut kompleks. Kompleks adalah sebuah konglomerasi emosional kencang dari terkait ide. Kompleks sebagian besar pribadi, tetapi mereka juga mungkin sebagian berasal dari pengalaman kolektif manusia, ketidaksadaran kolektif (Jung, 1954; 1969).
3.      Kolektif sadar
Sistem ketiga jiwa ini dikenal sebagai ketidaksadaran kolektif atau tujuan jiwa. Salah satu ajaran yang paling unik dari psikologi analitis adalah konsep ketidaksadaran kolektif (Feist & Feist, 2002; Möller, 1995). Tingkat yang lebih dalam jiwa objektif terdiri dari struktur universal dalam manusia. Oleh karena itu, isi dari ketidaksadaran kolektif kurang lebih sama bagi orang-orang di semua budaya (Jung, 1921, 1959).

B. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut C.G. Jung
C.G Jung membagi kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu:

1.      Ekstrovert
Orang-orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya tertuju keluar. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan social, maupun lingkungan nonsosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakatnya. Ini sama artinya dengan hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Bahaya bagi ektrovert ini adalah apabila ikatan kepada dunia luar itu terlampau kuat. Sehingga individu tenggelam dalam dunia objectif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dirinya. Subjectivenya sendiri (suryabrata,1982).
Ciri-ciri orang ekstrovert berdasarkan tipologi Jung, yaitu orang dengan kepribadian ini kalau merasa tertekan akan menggabungkan dirinya diantara orang banyak sehingga individualitasnya berkurang maupun bertentangan masih dapat berhubungan karena individu tersebut tidak menarik diri. Bahkan lebih menyukai berdebat dan bertengkar, atau berusaha membentuk kembali (mengubah) dunia menurut polanya sendiri. Mereka tidak menyukai kesendirian, dan mereka cenderung konvensional dalam pemikirannya (sarwono, 1995).
2.      Introvert
Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia dalam dirinya sendiri. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sulit bergaul, sulit berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik. Bahaya bagi tipe introvert ini adalah kalau jarak dengan dunia objektinya terlalu jauh, sehingga orang lepas orang lepas dari dunia objectifnya (suryabrata, 1993)
Berdasarkan teori jung yang menyatakan beberapa ciri orang yang introvert, yaitu terutama dalam keadaan emosional atau konflik. Orang dengan kepribadian ini cenderung untuk menarik diri dan menyendiri. Mereka lebih menyukai pemikiran sendiri, daripada berbicara dengan orang lain. Mereka cenderung berhati-hati, pesimis, kritis dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri mereka sendiri. Sehingga dengan sendirinya mereka sulit dimengerti. Mereka seringkali memiliki banyak pengetahuan atau mengembangkan bakan diatas rata-rata dan mereka hanya dapat menunjukkan bakat mereka dilingkungan yang menyenangkan. Orang introvert berada pada puncaknya dalam keadaan sendiri atau dalam kelompok kecil tidak asing (Sarwono, 1995)


SISTEM PAKAR ANALISA KEPRIBADIAN MANUSIA BERDASARKAN TEORI JUNG

Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi dan komunikasi dari waktu ke waktu dirasakan semakin meningkat pesat, terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi komputer yang mendorong penggunaan dan pemanfaatan perkembangan teknologi tersebut secara luas di berbagai bidang dan aspek kehidupan, sehingga memudahkan masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya dalam menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Salah satu contoh dari pemanfaatan dan penggunaan perkembangan teknologi komputer itu sendiri adalah di dalam ilmu pengetahuan, yang terdiri dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satunya ialah di dalam cabang ilmu Psikologi.
Ilmu psikologi pada dasarnya bertujuan untuk dapat memahami sesama manusia, melihat hal tersebut dapat terlihat bahwa ilmu psikologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tidak menutup kemungkinan pemanfaatan teknologi terlibat di dalamnya. Selama ini di dalam ilmu psikologi sebagian besar masih menggunakan cara - cara dan metode lama dalam proses memahami dan mempelajari sisi psikologis suatu objek. Objek yang dimaksud disini adalah manusia dengan segala sikap dan tingkah lakunya. Mengamati Tingkah laku manusia sangat membantu dalam pengenalan diri. Salah satu cara yang membantu dalam pengenalan diri adalah dengan psikotes yang dapat menganalisa kepribadian dan dapat membantu dalam mengetahui kepribadian seseorang.
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona yang berarti masker atau topeng, maksudnya apa yang tampak secara lahir tidak selalu menggambarkan yang sesungguhnya (dalam bathinnya). Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.
Kepribadian merupakan sifat individual manusia, artinya tidak ada seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama. Kepribadian bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau buruk. Tiap jenis kepribadian memiliki kelemahan dan kekuatannya sendiri. Pada dasarnya, pergaulan setiap hari adalah interaksi. Jung berhasil merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrover (extrovertion) dan introver (introvertion), serta mengemukakan empat fungsi kepribadian manusia, yaitu, fungsi berpikir (thinking), fungsi perasa (feeling), fungsi pengindera (sensing) dan fungsi intuitif (intuition) yang kemudian lebih dikenal dengan istilah Tipe Kepribadian Jung.
The Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa pernyataan/pertanyaan. Psikotes ini berisi pemahaman lengkap tentang preferensi psikologis manusia yang diharapkan dapat membantu manusia dalam upaya pemahaman dirinya. Masalah yang muncul adalah semua tes itu masih dilakukan secara manual baik dalam tes ataupun dalam penganalisaan. Kesalahan mungkin saja muncul pada saat penganalisaan karena manusia penuh dengan keterbatasan dalam kondisi fisik ataupun mental (human error). Oleh karena itu The Instant Insight Inventory akan diterapkan ke dalam bentuk aplikasi sistem pakar. Dengan adanya sistem pakar, seseorang pemakai dapat berkonsultasi dalam memecahkan masalah layaknya berkonsultasi langsung dengan seorang pakar sesuai dengan domain masalah tertentu yang diinput ke dalam sistem pakar tersebut.
Sistem pakar untuk mengukur kepribadian seseorang sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk menentukan ukuran kepribadian seseorang berdasarkan kategori-kategori kepribadian. Seorang pakar (dalam hal ini psikolog) dapat menetukan dengan pasti ukuran kepribadian seseorang. Kelebihan dari suatu sistem pakar terletak pada kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan berada dalam kondisi yang maksimal, sistem pakar diciptakan bukan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar, tetapi sebagai alat bantu dalam kepastian pengambilan keputusan, karena mungkin terdapat banyak alternatif yang dipilih secara tepat. Rancangan sistem pakar untuk mengukur kepribadian seseorang (tes kepribadian) memerlukan dua tahapan, yaitu :
1.      Tahap Pertama
Mentransformasikan berbagai informasi mengenai sikap dan tingkah laku seseorang yang langsung berhubungan dengan kepribadian melalui seorang pakar (dalam hal ini psikolog) ke dalam sistem pakar. Disamping mengumpulkan informasi dari seorang pakar, perlu juga ditambahkan informasi dari beberapa buku yang membahas mengenai kategori kepribadian.
2.      Tahap Kedua
Menerapkan informasi yang diperoleh ke dalam komponen sistem pakar.

Selain itu dalam teori kepribadian menurut Jung juga dapat menjadi sarana bagi user untuk mengenal lebih jauh kepribadiannya sendiri dalam upaya proses pencarian jati diri dan juga dapat memahami kepribadian sesamanya. Meskipun proses tersebut bukan proses yang mudah dan cepat, tapi membutuhkan waktu dan perjuangan untuk mencapainya dengan tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang di masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan teori tipe kepribadian menurut Jung, sistem pakar ini dapat melihat kepribadian introvert atau ekstrovertkah yang dimiliki oleh seorang individu.


KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa The Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa pernyataan/pertanyaan. Dalam teori kepribadian menurut Jung juga dapat menjadi sarana bagi kita untuk mengenal lebih jauh kepribadian kita. Sistem pakar ini dapat melihat kepribadian introvert atau ekstrovert yang dimiliki oleh seorang individu.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net. Bekasi: Universitas Gunadarma.

Dhani, safia. 2009. Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligent (Teknik dan aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marimin. 1992. Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung  Dan
Myers-Briggs Types Indicator. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Staugaard, Andrew C. 1987. Robotics; Artificial Intelligent. Prentice-Hall.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali
Theodora, L.C. 2011. Sistem pakar untuk mendiagnosa kecenderungan perilaku abnormal.
Yogyakarta:  Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom).



16.00



Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung


JOB DESCRIPTION

NO
NAMA
DESCRIPTION
1.
Amelia Sewaka
*      Marimin. 1992. Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta: Elex Media Komputindo
*      Naisaban, L. (2003). Psikologi Jung : Tipe Kepribadian Manusia Dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (Tipe Kebijaksanaan Jung). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

2.
Chitra Hardianti Rulliani
*      Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligent (Teknik dan aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
*      Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung Dan Myers-Briggs Types Indicator. Bandung: Universitas Komputer Indonesia

3.
Destri Chaerani
*      Staugaard, Andrew C. 1987. Robotics; Artificial Intelligent. Prentice-Hall.
*      Dhani, safia. 2009. Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan: Universitas Sumatra Utara

4.
Mariya Kibtiyah
*      Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali
*      Theodora, L.C. 2011. Sistem pakar untuk mendiagnosa kecenderungan perilaku abnormal. Yogyakarta:  Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom)

5.
Sofie Maulida
*      Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Grafindo Persada

6.
Tiara Handa Saputri
*      Budiman, irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net. Bekasi: Universitas Gunadarma.
*      Bernard, W., Leopold, J. (2002) Tes Analisa IQ Dan Kepribadian Manusia. Bandung : Pionir Jaya._ _Suparman. (1996). Mengenal Artificial Intellegence. Yogyakarta : Andi Offset.


SISTEM PAKAR

A.    Sejarah Sistem Pakar
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha kearah ini adalah General Purpose Problem Solver atau GPS yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herber Alexander Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

B.     Pengertian Sistem Pakar
Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Menurut Martin dan Oxman (dalam Kusumadewi, 2003) Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.
Menurut Ignizio (dalam Kusumadewi, 2003) Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan oleh system berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan adanya komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah.

C.    Konsep dasar sistem pakar
Sistem pakar terdiri dari beberapa konsep yang harus dimilikinya. Konsep dasar dari suatu sistem pakar sebagai berikut:
1.      Keahlian
Adalah suatu pengetahuan khusus yang diperoleh dari latihan, belajar dan pengetahuan. Pengetahuan dapat berupa fakta, teori, aturan, strategi global untuk memecahkan masalah.
2.      Ahli (expert)
Melibatkan kegiatan mengenali dan memformulasikan permasalahan, memecahkan masalah secara cepat dan tepat, menerangkan pemecahannya, belajar dari pengalaman, merestrukturisasi pengetahuan, memecahkan aturan serta menentukan relevansi.
3.      Mentransfer keahlian (transfering expertise)
Adalah proses pentransferan keahlian dari seorang pakar kedalam komputer agar dapat digunakan oleh orang lain yang bukan pakar. Pengetahuan tersebut ditempatkan ke dalam sebuah komponen yang dinamakan basis pengetahuan.
4.      Menyimpulkan aturan (inferencing rule)
Merupakan kemampuan komputer yang telah diprogram. Penyimpulan ini dilakukan oleh mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang penyelesaian masalah.
5.      Peraturan (rule)
Diperlukan karena mayoritas dari sistem pakar bersifat rule - based sistems, yang berarti pengetahuan disimpan dalam bentuk peraturan.
6.      Kemampuan menjelaskan (explanation capability)
Adalah karakteristik dari sistem pakar yang memiliki kemampuan menjelaskan atau memberi saran mengapa tindakan tertentu dianjurkan atau tidak dianjurkan.

D.    Ciri-Ciri Sistem Pakar
Adapun ciri-ciri sistem pakar adalah :
1.      Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya.
2.      Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
3.      Terbatas pada bidamng spesifik
4.      Output tergantung dialog dengan pengguna (user)
5.      Knowledge base dan inferensi terpisah

E.     Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.      Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya
2.      Modul Konsultasi (Consultation Mode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3.      Modul Penjelasan (Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

F.     Komponen-Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari tiga komponen pendukung, yaitu :
1.       Pangkalan Pengetahuan (Knowledge Base)
 Berisi fakta-fakta, ide, interaksi suatu domain tertentu,
2.      Motor Inferensi (Inference Engine)
 Bertugas menganalisa pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan pangkalan pengetahuan
3.      Antar muka Pemakai (User Interface)
 Berfungsi sebagai media yang melakukan komunikasi dengan pemakai

G.    Bidang-Bidang Pengembangan Sistem Pakar
Bahasa pemrograman juga turut menentukan pengembangan sistem pakar. Pada tahun 1970-an dimana sistem operasi masih berbasis teks, pengembangan sistem pakar hanya memanfatkan bahasa pemrograman seperti prolog, LISP, Shell sehingga pengembangan sistem pakar pada waktu itu menjadi sangat sulit. Pada tahun 1956 istilah AI mulai dipopulerkan oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah dibidang komputer. AI memiliki potensi dalam memecahkan masalah, tetapi unggulan utama ada dalam bentuk pengetahuan dari pakar manusia secara heuristik dalam sistem pakar. Heuristik dalam sistem pakar tidak menjamin hasil semutlak sistem kecerdasan buatan lainnya, tetapi menawarkan hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti seorang pakar manusia.
Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah :
1.      Pakar (domain expert) : Seorang ahli yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem.
2.      Pembangunan pengetahuan (knowledge engineer) : Seseorang yang menerjemahkan pengetahuan seorang pakar dalam bentuk deklaratif sehingga dapat digunakan oleh sistem pakar.
3.      Pengguna (user) : Seorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediahkan oleh pakar.
4.      Pembangun sistem (system engineer) : Seseorang yang membuat antar muka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi.


TEORI KEPRIBADIAN JUNG
                              
A.    Struktur Kepribadian Jung

Jung (1921, 1959, 1971, 1990) mengacu pada kepribadian total sebagai pikiran atau jiwa. Jiwa dipandang sebagai jaringan kompleks sistem berinteraksi satu sama lain. Energi psikis mengalir terus-menerus dari satu sistem ke sistem lain, dalam konstan berjuang harmoni. Tiga system saling bergantung utama jiwa yang dibedakan, yaitu sadar, ketidaksadaran pribadi dan kolektif sadar. Kepribadian manusia atau jiwa dibagi menjadi tiga sistem.
1.      Sadar
Menurut Jung (1971, 1990), sistem pertama dari kepribadian manusia atau jiwa adalah menyadari pribadi yang ego dan persona merupakan bagiannya. Ego adalah pusat kesadaran, tetapi bukan inti dari kepribadian. Ego adalah apa yang manusia lihat ketika mereka menggunakan kata "aku", dan persona adalah topeng atau peran bahwa orang mengadopsi di dunia luar, yang mendikte masyarakat. Ego tidak seluruh kepribadian, tetapi harus diselesaikan oleh diri lebih komprehensif, yang merupakan pusat kepribadian yang sebagian besar tidak sadar. Dalam sehat secara psikologis orang, ego mengambil posisi sekunder untuk diri sadar (Jung, 1921, 1959). Dengan demikian, kesadaran memainkan peran yang relatif kecil dalam psikologi analitis, dan penekanan yang berlebihan pada perluasan jiwa sadar seseorang dapat menyebabkan psikologis ketidakseimbangan.
2.      Personal sadar
Sistem kedua jiwa disebut ketidaksadaran pribadi. Sistem ini adalah unik untuk individu karena dibentuk oleh pengalaman individu. Itu ketidaksadaran pribadi mencakup semua ditekan, dilupakan, atau dianggap subliminally pengalaman dari satu individu tertentu. Isi dari ketidaksadaran pribadi disebut kompleks. Kompleks adalah sebuah konglomerasi emosional kencang dari terkait ide. Kompleks sebagian besar pribadi, tetapi mereka juga mungkin sebagian berasal dari pengalaman kolektif manusia, ketidaksadaran kolektif (Jung, 1954; 1969).
3.      Kolektif sadar
Sistem ketiga jiwa ini dikenal sebagai ketidaksadaran kolektif atau tujuan jiwa. Salah satu ajaran yang paling unik dari psikologi analitis adalah konsep ketidaksadaran kolektif (Feist & Feist, 2002; Möller, 1995). Tingkat yang lebih dalam jiwa objektif terdiri dari struktur universal dalam manusia. Oleh karena itu, isi dari ketidaksadaran kolektif kurang lebih sama bagi orang-orang di semua budaya (Jung, 1921, 1959).

B. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut C.G. Jung
C.G Jung membagi kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu:

1.      Ekstrovert
Orang-orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya tertuju keluar. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan social, maupun lingkungan nonsosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakatnya. Ini sama artinya dengan hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Bahaya bagi ektrovert ini adalah apabila ikatan kepada dunia luar itu terlampau kuat. Sehingga individu tenggelam dalam dunia objectif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dirinya. Subjectivenya sendiri (suryabrata,1982).
Ciri-ciri orang ekstrovert berdasarkan tipologi Jung, yaitu orang dengan kepribadian ini kalau merasa tertekan akan menggabungkan dirinya diantara orang banyak sehingga individualitasnya berkurang maupun bertentangan masih dapat berhubungan karena individu tersebut tidak menarik diri. Bahkan lebih menyukai berdebat dan bertengkar, atau berusaha membentuk kembali (mengubah) dunia menurut polanya sendiri. Mereka tidak menyukai kesendirian, dan mereka cenderung konvensional dalam pemikirannya (sarwono, 1995).
2.      Introvert
Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia dalam dirinya sendiri. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sulit bergaul, sulit berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik. Bahaya bagi tipe introvert ini adalah kalau jarak dengan dunia objektinya terlalu jauh, sehingga orang lepas orang lepas dari dunia objectifnya (suryabrata, 1993)
Berdasarkan teori jung yang menyatakan beberapa ciri orang yang introvert, yaitu terutama dalam keadaan emosional atau konflik. Orang dengan kepribadian ini cenderung untuk menarik diri dan menyendiri. Mereka lebih menyukai pemikiran sendiri, daripada berbicara dengan orang lain. Mereka cenderung berhati-hati, pesimis, kritis dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri mereka sendiri. Sehingga dengan sendirinya mereka sulit dimengerti. Mereka seringkali memiliki banyak pengetahuan atau mengembangkan bakan diatas rata-rata dan mereka hanya dapat menunjukkan bakat mereka dilingkungan yang menyenangkan. Orang introvert berada pada puncaknya dalam keadaan sendiri atau dalam kelompok kecil tidak asing (Sarwono, 1995)


SISTEM PAKAR ANALISA KEPRIBADIAN MANUSIA BERDASARKAN TEORI JUNG

Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi dan komunikasi dari waktu ke waktu dirasakan semakin meningkat pesat, terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi komputer yang mendorong penggunaan dan pemanfaatan perkembangan teknologi tersebut secara luas di berbagai bidang dan aspek kehidupan, sehingga memudahkan masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya dalam menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Salah satu contoh dari pemanfaatan dan penggunaan perkembangan teknologi komputer itu sendiri adalah di dalam ilmu pengetahuan, yang terdiri dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satunya ialah di dalam cabang ilmu Psikologi.
Ilmu psikologi pada dasarnya bertujuan untuk dapat memahami sesama manusia, melihat hal tersebut dapat terlihat bahwa ilmu psikologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tidak menutup kemungkinan pemanfaatan teknologi terlibat di dalamnya. Selama ini di dalam ilmu psikologi sebagian besar masih menggunakan cara - cara dan metode lama dalam proses memahami dan mempelajari sisi psikologis suatu objek. Objek yang dimaksud disini adalah manusia dengan segala sikap dan tingkah lakunya. Mengamati Tingkah laku manusia sangat membantu dalam pengenalan diri. Salah satu cara yang membantu dalam pengenalan diri adalah dengan psikotes yang dapat menganalisa kepribadian dan dapat membantu dalam mengetahui kepribadian seseorang.
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona yang berarti masker atau topeng, maksudnya apa yang tampak secara lahir tidak selalu menggambarkan yang sesungguhnya (dalam bathinnya). Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.
Kepribadian merupakan sifat individual manusia, artinya tidak ada seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama. Kepribadian bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau buruk. Tiap jenis kepribadian memiliki kelemahan dan kekuatannya sendiri. Pada dasarnya, pergaulan setiap hari adalah interaksi. Jung berhasil merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrover (extrovertion) dan introver (introvertion), serta mengemukakan empat fungsi kepribadian manusia, yaitu, fungsi berpikir (thinking), fungsi perasa (feeling), fungsi pengindera (sensing) dan fungsi intuitif (intuition) yang kemudian lebih dikenal dengan istilah Tipe Kepribadian Jung.
The Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa pernyataan/pertanyaan. Psikotes ini berisi pemahaman lengkap tentang preferensi psikologis manusia yang diharapkan dapat membantu manusia dalam upaya pemahaman dirinya. Masalah yang muncul adalah semua tes itu masih dilakukan secara manual baik dalam tes ataupun dalam penganalisaan. Kesalahan mungkin saja muncul pada saat penganalisaan karena manusia penuh dengan keterbatasan dalam kondisi fisik ataupun mental (human error). Oleh karena itu The Instant Insight Inventory akan diterapkan ke dalam bentuk aplikasi sistem pakar. Dengan adanya sistem pakar, seseorang pemakai dapat berkonsultasi dalam memecahkan masalah layaknya berkonsultasi langsung dengan seorang pakar sesuai dengan domain masalah tertentu yang diinput ke dalam sistem pakar tersebut.
Sistem pakar untuk mengukur kepribadian seseorang sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk menentukan ukuran kepribadian seseorang berdasarkan kategori-kategori kepribadian. Seorang pakar (dalam hal ini psikolog) dapat menetukan dengan pasti ukuran kepribadian seseorang. Kelebihan dari suatu sistem pakar terletak pada kemampuannya untuk bekerja terus menerus dan berada dalam kondisi yang maksimal, sistem pakar diciptakan bukan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar, tetapi sebagai alat bantu dalam kepastian pengambilan keputusan, karena mungkin terdapat banyak alternatif yang dipilih secara tepat. Rancangan sistem pakar untuk mengukur kepribadian seseorang (tes kepribadian) memerlukan dua tahapan, yaitu :
1.      Tahap Pertama
Mentransformasikan berbagai informasi mengenai sikap dan tingkah laku seseorang yang langsung berhubungan dengan kepribadian melalui seorang pakar (dalam hal ini psikolog) ke dalam sistem pakar. Disamping mengumpulkan informasi dari seorang pakar, perlu juga ditambahkan informasi dari beberapa buku yang membahas mengenai kategori kepribadian.
2.      Tahap Kedua
Menerapkan informasi yang diperoleh ke dalam komponen sistem pakar.

Selain itu dalam teori kepribadian menurut Jung juga dapat menjadi sarana bagi user untuk mengenal lebih jauh kepribadiannya sendiri dalam upaya proses pencarian jati diri dan juga dapat memahami kepribadian sesamanya. Meskipun proses tersebut bukan proses yang mudah dan cepat, tapi membutuhkan waktu dan perjuangan untuk mencapainya dengan tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang di masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan teori tipe kepribadian menurut Jung, sistem pakar ini dapat melihat kepribadian introvert atau ekstrovertkah yang dimiliki oleh seorang individu.


KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa The Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa pernyataan/pertanyaan. Dalam teori kepribadian menurut Jung juga dapat menjadi sarana bagi kita untuk mengenal lebih jauh kepribadian kita. Sistem pakar ini dapat melihat kepribadian introvert atau ekstrovert yang dimiliki oleh seorang individu.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net. Bekasi: Universitas Gunadarma.

Dhani, safia. 2009. Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligent (Teknik dan aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marimin. 1992. Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung  Dan
Myers-Briggs Types Indicator. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Staugaard, Andrew C. 1987. Robotics; Artificial Intelligent. Prentice-Hall.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali
Theodora, L.C. 2011. Sistem pakar untuk mendiagnosa kecenderungan perilaku abnormal.
Yogyakarta:  Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom).



16.00