JOB
DESCRIPTION
NO
|
NAMA
|
DESCRIPTION
|
1.
|
Amelia Sewaka
|
Marimin. 1992. Pengenalan
Sistem Pakar. Jakarta: Elex Media Komputindo
Naisaban, L. (2003). Psikologi
Jung : Tipe Kepribadian Manusia Dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (Tipe
Kebijaksanaan Jung). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
|
2.
|
Chitra Hardianti Rulliani
|
Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligent (Teknik dan
aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan
Teori Jung Dan Myers-Briggs Types Indicator. Bandung: Universitas Komputer
Indonesia
|
3.
|
Destri
Chaerani
|
Staugaard, Andrew C. 1987.
Robotics; Artificial Intelligent. Prentice-Hall.
Dhani, safia. 2009.
Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan: Universitas
Sumatra Utara
|
4.
|
Mariya
Kibtiyah
|
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV
Rajawali
Theodora, L.C. 2011. Sistem
pakar untuk mendiagnosa kecenderungan perilaku abnormal. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom)
|
5.
|
Sofie Maulida
|
Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.
Grafindo Persada
|
6.
|
Tiara Handa
Saputri
|
Budiman, irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian
berbasiskan sistem pakar menggunakan visual studio.net. Bekasi: Universitas
Gunadarma.
Bernard, W., Leopold, J.
(2002) Tes Analisa IQ Dan Kepribadian Manusia. Bandung : Pionir Jaya._
_Suparman. (1996). Mengenal Artificial Intellegence. Yogyakarta : Andi
Offset.
|
SISTEM
PAKAR
A.
Sejarah Sistem Pakar
Sistem
pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode
penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar
yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau
bahkan manusia super. Suatu usaha kearah ini adalah General Purpose Problem Solver atau GPS yang dikembangkan oleh
Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herber Alexander Simon. GPS merupakan sebuah
percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.
B.
Pengertian Sistem Pakar
Menurut
Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang
menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Menurut Martin dan Oxman (dalam
Kusumadewi, 2003) Sistem pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan
pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah, yang
biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.
Menurut
Ignizio (dalam Kusumadewi, 2003) Sistem pakar merupakan bidang yang dicirikan
oleh system berbasis pengetahuan (Knowledge Base System), memungkinkan
adanya komponen untuk berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan kaidah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pakar adalah
sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain
tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang
pakar dalam memecahkan masalah.
C.
Konsep dasar sistem
pakar
Sistem pakar terdiri dari beberapa
konsep yang harus dimilikinya. Konsep dasar dari suatu sistem pakar sebagai
berikut:
1.
Keahlian
Adalah suatu pengetahuan khusus yang diperoleh dari latihan, belajar
dan pengetahuan. Pengetahuan dapat berupa fakta, teori, aturan, strategi global
untuk memecahkan masalah.
2.
Ahli (expert)
Melibatkan kegiatan mengenali dan memformulasikan permasalahan,
memecahkan masalah secara cepat dan tepat, menerangkan pemecahannya, belajar
dari pengalaman, merestrukturisasi pengetahuan, memecahkan aturan serta
menentukan relevansi.
3.
Mentransfer keahlian (transfering expertise)
Adalah
proses pentransferan keahlian dari seorang pakar kedalam komputer agar
dapat digunakan oleh orang lain yang bukan pakar. Pengetahuan tersebut
ditempatkan ke dalam sebuah komponen yang dinamakan basis pengetahuan.
4.
Menyimpulkan aturan (inferencing rule)
Merupakan
kemampuan komputer yang telah diprogram. Penyimpulan ini dilakukan oleh mesin inferensi
yang meliputi prosedur tentang penyelesaian masalah.
5.
Peraturan (rule)
Diperlukan
karena mayoritas dari sistem pakar bersifat rule - based sistems, yang
berarti pengetahuan disimpan dalam bentuk peraturan.
6.
Kemampuan menjelaskan (explanation capability)
Adalah
karakteristik dari sistem pakar yang memiliki kemampuan menjelaskan atau
memberi saran mengapa tindakan tertentu dianjurkan atau tidak dianjurkan.
D.
Ciri-Ciri Sistem
Pakar
Adapun ciri-ciri
sistem pakar adalah :
1.
Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus
suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya.
2.
Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
3.
Terbatas pada bidamng spesifik
4.
Output tergantung dialog
dengan pengguna (user)
5.
Knowledge base dan inferensi terpisah
E. Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu
sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.
Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
Sistem
berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses
mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan
sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer
adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya
2.
Modul Konsultasi (Consultation Mode)
Pada
saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang
diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini,
user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh sistem.
3.
Modul Penjelasan (Explanation Mode)
Modul
ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu
keputusan dapat diperoleh).
F.
Komponen-Komponen
Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari tiga komponen
pendukung, yaitu :
1.
Pangkalan Pengetahuan (Knowledge Base)
Berisi
fakta-fakta, ide, interaksi suatu domain tertentu,
2.
Motor Inferensi (Inference
Engine)
Bertugas
menganalisa pengetahuan dan menarik kesimpulan berdasarkan pangkalan
pengetahuan
3.
Antar muka Pemakai (User
Interface)
Berfungsi sebagai
media yang melakukan komunikasi dengan pemakai
G. Bidang-Bidang
Pengembangan Sistem Pakar
Bahasa
pemrograman juga turut menentukan pengembangan sistem pakar. Pada tahun 1970-an
dimana sistem operasi masih berbasis teks, pengembangan sistem pakar hanya
memanfatkan bahasa pemrograman seperti prolog, LISP, Shell sehingga
pengembangan sistem pakar pada waktu itu menjadi sangat sulit. Pada tahun 1956
istilah AI mulai dipopulerkan oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah
dibidang komputer. AI memiliki potensi dalam memecahkan masalah, tetapi
unggulan utama ada dalam bentuk pengetahuan dari pakar manusia secara heuristik
dalam sistem pakar. Heuristik dalam sistem pakar tidak menjamin hasil semutlak
sistem kecerdasan buatan lainnya, tetapi menawarkan hasil yang lebih spesifik
untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti
seorang pakar manusia.
Untuk
memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang
berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah :
1.
Pakar
(domain expert) : Seorang ahli yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang
diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem.
2.
Pembangunan
pengetahuan (knowledge engineer) : Seseorang yang menerjemahkan pengetahuan
seorang pakar dalam bentuk deklaratif sehingga dapat digunakan oleh sistem
pakar.
3.
Pengguna
(user) : Seorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang
disediahkan oleh pakar.
4.
Pembangun
sistem (system engineer) : Seseorang yang membuat antar muka pengguna,
merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan
mesin inferensi.
TEORI KEPRIBADIAN JUNG
A.
Struktur Kepribadian Jung
Jung (1921, 1959,
1971, 1990) mengacu pada kepribadian total sebagai pikiran atau jiwa. Jiwa
dipandang sebagai jaringan kompleks sistem berinteraksi satu sama lain. Energi
psikis mengalir terus-menerus dari satu sistem ke sistem lain, dalam konstan
berjuang harmoni. Tiga system saling bergantung utama jiwa yang dibedakan,
yaitu sadar, ketidaksadaran pribadi dan kolektif sadar. Kepribadian manusia
atau jiwa dibagi menjadi tiga sistem.
1.
Sadar
Menurut Jung
(1971, 1990), sistem pertama dari kepribadian manusia atau jiwa adalah
menyadari pribadi yang ego dan persona merupakan bagiannya. Ego adalah pusat
kesadaran, tetapi bukan inti dari kepribadian. Ego adalah apa yang manusia
lihat ketika mereka menggunakan kata "aku", dan persona adalah topeng
atau peran bahwa orang mengadopsi di dunia luar, yang mendikte masyarakat. Ego
tidak seluruh kepribadian, tetapi harus diselesaikan oleh diri lebih
komprehensif, yang merupakan pusat kepribadian yang sebagian besar tidak sadar.
Dalam sehat secara psikologis orang, ego mengambil posisi sekunder untuk diri
sadar (Jung, 1921, 1959). Dengan demikian, kesadaran memainkan peran yang
relatif kecil dalam psikologi analitis, dan penekanan yang berlebihan pada
perluasan jiwa sadar seseorang dapat menyebabkan psikologis ketidakseimbangan.
2.
Personal sadar
Sistem kedua jiwa
disebut ketidaksadaran pribadi. Sistem ini adalah unik untuk individu karena
dibentuk oleh pengalaman individu. Itu ketidaksadaran pribadi mencakup semua
ditekan, dilupakan, atau dianggap subliminally pengalaman dari satu individu
tertentu. Isi dari ketidaksadaran pribadi disebut kompleks. Kompleks adalah
sebuah konglomerasi emosional kencang dari terkait ide. Kompleks sebagian besar
pribadi, tetapi mereka juga mungkin sebagian berasal dari pengalaman kolektif
manusia, ketidaksadaran kolektif (Jung, 1954; 1969).
3.
Kolektif sadar
Sistem ketiga jiwa
ini dikenal sebagai ketidaksadaran kolektif atau tujuan jiwa. Salah satu ajaran
yang paling unik dari psikologi analitis adalah konsep ketidaksadaran kolektif
(Feist & Feist, 2002; Möller, 1995). Tingkat yang lebih dalam jiwa objektif
terdiri dari struktur universal dalam manusia. Oleh karena itu, isi dari
ketidaksadaran kolektif kurang lebih sama bagi orang-orang di semua budaya
(Jung, 1921, 1959).
B. Tipe-Tipe
Kepribadian Menurut C.G. Jung
C.G Jung membagi kepribadian
ke dalam dua tipe, yaitu:
1.
Ekstrovert
Orang-orang
yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia diluar
dirinya. Orientasinya tertuju keluar. Pikiran, perasaan serta
tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan
social, maupun lingkungan nonsosial. Dia bersikap positif terhadap
masyarakatnya. Ini sama artinya dengan hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan
dengan orang lain lancar. Bahaya bagi ektrovert ini adalah apabila ikatan
kepada dunia luar itu terlampau kuat. Sehingga individu tenggelam dalam dunia
objectif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dirinya. Subjectivenya sendiri
(suryabrata,1982).
Ciri-ciri
orang ekstrovert berdasarkan tipologi Jung, yaitu orang dengan kepribadian ini
kalau merasa tertekan akan menggabungkan dirinya diantara orang banyak sehingga
individualitasnya berkurang maupun bertentangan masih dapat berhubungan karena
individu tersebut tidak menarik diri. Bahkan lebih menyukai berdebat dan
bertengkar, atau berusaha membentuk kembali (mengubah) dunia menurut polanya
sendiri. Mereka tidak menyukai kesendirian, dan mereka cenderung konvensional
dalam pemikirannya (sarwono, 1995).
2.
Introvert
Orang
yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia dalam
dirinya sendiri. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama
ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang
baik, jiwanya tertutup, sulit bergaul, sulit berhubungan dengan orang lain,
kurang dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik.
Bahaya bagi tipe introvert ini adalah kalau jarak dengan dunia objektinya
terlalu jauh, sehingga orang lepas orang lepas dari dunia objectifnya
(suryabrata, 1993)
Berdasarkan
teori jung yang menyatakan beberapa ciri orang yang introvert, yaitu terutama
dalam keadaan emosional atau konflik. Orang dengan kepribadian ini cenderung
untuk menarik diri dan menyendiri. Mereka lebih menyukai pemikiran sendiri,
daripada berbicara dengan orang lain. Mereka cenderung berhati-hati, pesimis,
kritis dan selalu berusaha mempertahankan sifat-sifat baik untuk diri mereka
sendiri. Sehingga dengan sendirinya mereka sulit dimengerti. Mereka seringkali
memiliki banyak pengetahuan atau mengembangkan bakan diatas rata-rata dan
mereka hanya dapat menunjukkan bakat mereka dilingkungan yang menyenangkan.
Orang introvert berada pada puncaknya dalam keadaan sendiri atau dalam kelompok
kecil tidak asing (Sarwono, 1995)
SISTEM PAKAR ANALISA
KEPRIBADIAN MANUSIA BERDASARKAN TEORI JUNG
Pada masa sekarang ini perkembangan
teknologi dan komunikasi dari waktu ke waktu dirasakan semakin meningkat pesat,
terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi komputer yang mendorong
penggunaan dan pemanfaatan perkembangan teknologi tersebut secara luas di
berbagai bidang dan aspek kehidupan, sehingga memudahkan masyarakat pada
umumnya dan individu pada khususnya dalam menunjang kegiatan mereka
sehari-hari. Salah satu contoh dari pemanfaatan dan penggunaan perkembangan
teknologi komputer itu sendiri adalah di dalam ilmu pengetahuan, yang terdiri
dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satunya ialah di dalam cabang ilmu
Psikologi.
Ilmu psikologi pada dasarnya bertujuan
untuk dapat memahami sesama manusia, melihat hal tersebut dapat terlihat bahwa
ilmu psikologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang sangat luas dan tidak
menutup kemungkinan pemanfaatan teknologi terlibat di dalamnya. Selama ini di
dalam ilmu psikologi sebagian besar masih menggunakan cara - cara dan metode
lama dalam proses memahami dan mempelajari sisi psikologis suatu objek. Objek
yang dimaksud disini adalah manusia dengan segala sikap dan tingkah lakunya. Mengamati
Tingkah laku manusia sangat membantu dalam pengenalan diri. Salah satu cara
yang membantu dalam pengenalan diri adalah dengan psikotes yang dapat menganalisa
kepribadian dan dapat membantu dalam mengetahui kepribadian seseorang.
Kepribadian atau personality berasal
dari kata persona yang berarti masker atau topeng, maksudnya apa yang tampak
secara lahir tidak selalu menggambarkan yang sesungguhnya (dalam bathinnya).
Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu
masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan
keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.
Kepribadian merupakan sifat individual
manusia, artinya tidak ada seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama.
Kepribadian bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang
baik atau buruk. Tiap jenis kepribadian memiliki kelemahan dan kekuatannya
sendiri. Pada dasarnya, pergaulan setiap hari adalah interaksi. Jung berhasil
merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrover (extrovertion) dan
introver (introvertion), serta mengemukakan empat fungsi kepribadian manusia,
yaitu, fungsi berpikir (thinking), fungsi perasa (feeling), fungsi
pengindera (sensing) dan fungsi intuitif (intuition) yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah Tipe Kepribadian Jung.
The Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh
Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa
pernyataan/pertanyaan. Psikotes ini berisi pemahaman lengkap tentang preferensi
psikologis manusia yang diharapkan dapat membantu manusia dalam upaya pemahaman
dirinya. Masalah yang muncul adalah semua tes itu masih dilakukan secara manual
baik dalam tes ataupun dalam penganalisaan. Kesalahan mungkin saja muncul pada
saat penganalisaan karena manusia penuh dengan keterbatasan dalam kondisi fisik
ataupun mental (human error). Oleh karena itu The Instant Insight
Inventory akan diterapkan ke dalam bentuk aplikasi sistem pakar. Dengan
adanya sistem pakar, seseorang pemakai dapat berkonsultasi dalam memecahkan
masalah layaknya berkonsultasi langsung dengan seorang pakar sesuai dengan domain
masalah tertentu yang diinput ke dalam sistem pakar tersebut.
Sistem pakar untuk mengukur kepribadian
seseorang sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk menentukan ukuran
kepribadian seseorang berdasarkan kategori-kategori kepribadian. Seorang pakar
(dalam hal ini psikolog) dapat menetukan dengan pasti ukuran kepribadian
seseorang. Kelebihan dari suatu sistem pakar terletak pada kemampuannya untuk
bekerja terus menerus dan berada dalam kondisi yang maksimal, sistem pakar
diciptakan bukan untuk menggantikan kedudukan seorang pakar, tetapi sebagai
alat bantu dalam kepastian pengambilan keputusan, karena mungkin terdapat banyak
alternatif yang dipilih secara tepat. Rancangan sistem pakar untuk mengukur
kepribadian seseorang (tes kepribadian) memerlukan dua tahapan, yaitu :
1.
Tahap Pertama
Mentransformasikan berbagai informasi
mengenai sikap dan tingkah laku seseorang yang langsung berhubungan dengan
kepribadian melalui seorang pakar (dalam hal ini psikolog) ke dalam sistem
pakar. Disamping mengumpulkan informasi dari seorang pakar, perlu juga
ditambahkan informasi dari beberapa buku yang membahas mengenai kategori
kepribadian.
2.
Tahap Kedua
Menerapkan informasi yang diperoleh ke
dalam komponen sistem pakar.
Selain itu dalam teori kepribadian
menurut Jung juga dapat menjadi sarana bagi user untuk mengenal lebih
jauh kepribadiannya sendiri dalam upaya proses pencarian jati diri dan
juga dapat memahami kepribadian sesamanya. Meskipun proses tersebut
bukan proses yang mudah dan cepat, tapi membutuhkan waktu dan perjuangan
untuk mencapainya dengan tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik dari sekarang di masa yang akan datang. Dalam kaitannya
dengan teori tipe kepribadian menurut Jung, sistem pakar ini dapat melihat
kepribadian introvert atau ekstrovertkah yang dimiliki oleh seorang individu.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa The
Instant Insight Inventory adalah sebuah instrumen tes kepribadian yang dirancang oleh
Mamchur (1984) untuk pengambilan tes secara cepat yang terdiri dari beberapa
pernyataan/pertanyaan. Dalam teori kepribadian menurut Jung juga dapat menjadi
sarana bagi kita untuk mengenal
lebih jauh kepribadian kita. Sistem pakar ini dapat melihat kepribadian
introvert atau ekstrovert yang dimiliki oleh seorang individu.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman,
irfan. 2008. Pembuatan aplikasi tes kepribadian berbasiskan sistem pakar menggunakan
visual studio.net. Bekasi:
Universitas Gunadarma.
Dhani, safia. 2009. Perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Kusumadewi. 2003. Artificial
Intelligent (Teknik dan aplikasinya).
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marimin. 1992. Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sandy, S.A. 2004. Sistem Pakar Analisa Kepribadian Manusia Berdasarkan Teori Jung Dan
Myers-Briggs Types
Indicator.
Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.
Grafindo Persada
Staugaard,
Andrew C. 1987. Robotics; Artificial
Intelligent. Prentice-Hall.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV
Rajawali
Theodora, L.C.
2011. Sistem pakar untuk mendiagnosa
kecenderungan perilaku abnormal.
Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (Amikom).
16.00